A.
Hal
Menarik dari Game Online
Komputer dan game adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan anak-anak masa kini. Bagi kebanyakan anak remaja, bermain game di
komputer, konsol, atau perangkat genggam adalah salah satu kegiatan rutin yang
mereka lakukan setiap hari. Sebenarnya tak masalah selama masih dalam batas
wajar, bagaimanapun mereka hidup dan berkembang di jaman serba teknologi.
Game-game beraliran Massively Multiplayer Online Role-Playing Game
(MMORPG) seperti “World of Warcraft” nyatanya berhasil menarik jutaan pemain
setiap harinya. Umumnya pemain menikmati hobi mereka ini sampai rela berjam-jam
ngegame. Banyak pula yang mengaku tidak bisa berhenti bermain.
Namun bagaimana jika sudah sampai mengganggu aktivitas lain, misal sudah
tidak peduli dengan kehidupan di luar, nilai sekolah jeblok, tidak mau lagi
beraktivitas di kegiatan ekskul, menarik diri dari dunia luar atau sering
terpaku berlama-lama ngegame di depan komputer / gadget elektronik lainnya?
Besar kemungkinan anak sudah kecanduan game.
Kecanduan game memang tidak termasuk dalam klasifikasi diagnostik dan
statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM). Meskipun demikian, banyak pakar kesehatan
mental mengatakan bahwa bermain video game hampir sama dengan bermain judi
dalam hal proses kecanduannya.
Ketahuilah bahwa di game multiplayer online, para pemain bisa berperilaku
sangat kontras dengan kepribadian mereka sehari-hari. Di sini, seorang anak
pasif bisa menjadi agresif, anak yang sulit mendapat teman tiba-tiba mampu
berteman atau memimpin pasukan.
Mereka bahkan bisa melampiaskan kebrutalan mereka di dunia maya tanpa
konsekuensi yang nyata. Jangan heran jika ada anak yang kesulitan berteman di
dunia nyata ternyata sangat mudah bergaul dan mendapatkan teman di dunia maya
karena di sini mereka bisa berinteraksi tanpa harus bertatap muka.
Menurut para dokter yang meneliti kecanduan video game, alasan seseorang
bisa ketagihan bermain game adalah karena game tersebut sengaja dirancang agar
pemainnya semakin sering bermain game.yaitu :
1. Pemain butuh
menghabiskan banyak waktu dan energi untuk menciptakan sebuah karakter dan
persona virtual mereka. Game tersebut memang dirancang agar mereka
‘menginvestasikan’ banyak waktu dan usaha untuk memperluas karakter dan
kemampuan mereka.
2. Belum lagi
pemain difokuskan untuk mendapatkan senjata baru atau score yang tinggi, ini
akan membuat pemain enggan berhenti bermain sebelum mereka memenuhi target
mereka. Tentu saja, begitu target tercapai, selalu ada target yang lebih besar
berikutnya, dan berikutnya.
3. Game
multiplayer online memang dirancang untuk interaktif agar pemain bekerja sama
untuk mencapai tugas tertentu. Karena itu pemain merasa tidak dapat
meninggalkan permainan sebelum memenuhi kewajiban untuk tim mereka.
4. Daya tarik
lainnya dari game tersebut adalah aspek sosial. Di dunia game online tersebut
mereka bisa menjadi siapa saja sesuai yang mereka inginkan, dan relatif mudah
untuk meningkatkan karakter. Masalahnya adalah mereka kesulitan belajar
bersosialisasi di dunia nyata, khususnya buat mereka yang memang kesulitan
berteman.
5. Candu
lainnya yang menarik adalah game ini bisa dijadikan sebagai pelarian dari
masalah-masalah di dunia nyata. Tentu saja hal ini merupakan pengaruh negatif
karena lebih banyak menghabiskan waktu bermain game ketimbang menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
B.
Ciri-ciri
Anak yang Kecanduan Game Online
Game online cukup membuat khawatir para
orang tua, anak-anak yang kecanduan game online mereka seolah-olah menganggap
masa depan mereka ada di dunia game sehingga masa depan yang sebenarnya dan
seharusnya dijalani seperti sekolah, belajar, mengerjakan tugas sekolah
dianggap tidak penting dan juga dianggap hanya menggangu dari aktifitas bermain
game saja.
Berikut ini gejala atau ciri-ciri
anak-anak yang kecanduan bermain game biasa dan game online, yaitu :
a. Main
game yang sama dengan waktu yang lebih dari 3 jam sehari.
b. Rela
mengeluarkan uang yang banyak untuk bermain game tersebut.
c. Prestasi
sekolah pada umumnya menurun dan anak tersebut menjadi malas untuk belajar.
d. Sering
tertidur dikelas atau terlihat tidak bersemangat ketika sedang belajar didalam
kelas
e. Tidak
mengerjakan tugas yang dierikan oleh guru.
f. Lebih
suka belajar meningkatkan prestasi game daripada prestasi sekolah, dengan kata
lain anak tersebut merasa bangga ketika ia bisa menyelesaikan masalah atau
rintangan pada game tersebut menuju kepada level yang lebih tinggi.
g. Bermain
game dalam jangka waktu yang lama dalam kurun waktu yang terus-menerus.
h. lebih
memilih bermain game daripada bermain dengan teman
i.
Mempunyai teman atau
komunitas sesama pecinta game.
j.
Merasa kesal dan marah
jika dilarang bermain game bahkan bisa membenci orang yang melarangnya
tersebut.
k. Senang
menularkan hobi bermain game pada orang disekitarnya.
l.
Sangat antusias sekali
jika ditanya mengenai game.
C.
Dampak
Buruk dari Kecanduan Game Online
Salah satu dampak buruk dari
bermain game online adalah :
1. Dapat merusak mata, karena kalo kita maen game
online gak mungkin cuma sebentar pastinya berjam-jam
2. Merusak cara berpikir kita,
kebanyakan pemain Game Online otaknya telah diperbudak oleh Game Online itu
sendiri
3. Dari segi keuangan. Pasti kita akan
menghabiskan cukup banyak uang dan tidak sedikit uang yang kita habiskan
sia-sia untuk voucher game yang sifatnya sementara.
4. Dari segi waktu. Ini khususnya buat
para pelajar yang hobi maen game online, tidak sedkit waktu yang kita
habiskan di depan layar komputer untuk bermain Game Online sedangkan pelajaran
di sekolah di abaikan
5. Ini mungkin dari segi ketaatan. Jika
kita sudah bermain Game Online pasti kita lupa akan segalanya dan ketaatan
terhadap orang tua pun berkurang kita lupa akan ibadah, makan
6. munculnya
kejahatan atau aksi kriminal yang dilakukan oleh anak dan remaja. Pertama
karena terdesak kebutuhan uang untuk terus bermain di warnet. Kedua,
permainannya yang penuh aksi dan tantangan yang secara tidak sengaja
mengajarkan anak pandai menirunya.
7. khusus untuk anak-anak
banyak sekali kerugian yang akan didapat, nilai sekolah akan anjlok,sering
tertidur dikelas, tidak banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman, malas
belajar, dll.
Sementara gejala-gejala fisik yang bisa
menimpa seseorang yang kecanduan game antara lain:
- Carpal tunnel syndrome
(gangguan di pergelangan tangan karena saraf tertekan,
misalnya jari-jari tangan menjadi kaku)
- mengalami gangguan tidur
- sakit punggung atau nyeri leher
- sakit kepala
- mata kering
- malas makan / makan tidak teratur
- mengabaikan kebersihan pribadi (misal:
malas mandi)
D. Peran Guru dan Orang
tua dalam Menanggulangi Masalah tersebut.
a.
Peran
Guru
Siswa
yang kecanduan teknologi informasi saat ini menjadi fenomena yang jamak.
Terutama game online, dibawah ini ada beberapa alternatif yang harus dilakukan
oleh guru dalam menghadapi siswa yang menyalahgunakan teknologi dan kecanduan
game online tersebut, yaitu :
·
Guru tidak akan mampu
melarang anak untuk tidak menggunakan teknologi informasi, karena sudah tidak
bisa dipungkiri lagi kita sekarang hidup pada era globalisasi dan jamannya
teknologi.
·
Guru tidak melakukan
judgement atau sikap permusuhan terhadap anak yang sering bermain game online,
tetapi guru harus hadir sebagai teman dan dapat mengobrol dengan siswa dari
hati ke hati.
·
Melakukan pendampingan
atau memberikan saran kepada orang tua untuk melakukan pendampingan ketika anak
sedang bermain.
·
Guru harus mengalihkan
sedikit-sedikit pada aktifitas teknologi informasi yang siswa dapat menggemarinya
seperti game edukasi dll.
·
Pemanfaatan teknologi
tepat guna, guru harus membimbing siswa dan memberikan pemahaman kepada siswa
tentang bagaimana memanfaatkan teknologi secara benar.
·
Pengajaran nilai moral
dan agama mejadi moal utama guru untuk memberikan auto protected kepada siswa.
Karena pengawasan siswa mengakses informasi tidak mungkin dilakukan, untuk itu
auto proteksi ini sangat penting diberikan agar siswa mampu memilih sendiri
mana informasi yang bak dan informasi yang buruk, dan tentunya hal tersebut
harus diarahkan oleh seorang guru.
·
Guru harus pandai
membaca karakter dan ciri-ciri siswa, umumnya siswa yang kecanduan game online
sering tertidur dikelas, tidak mengerjakan PR, tidak bersemangat dalam
aktifitas dikelas dll, jika guru sudah melihat tanda-tanda tersebut pada salah
satu siswanya, maka guru harus mendekati siswa tersebut dan memberi pengarahan
serta edukasi yang membuat siswa patuh terhadap gurunya.
b.
Peran
Orang Tua
Bagi
orangtua, harus mengawasi, membatasi, mengarahkan sehingga anak mempunyai
pemahaman apa yang boleh diakses dan apa yang tidak boleh diakses anak di
bilik-bilik warnet. Bila perlu sekali-kali temani anak bermain atau pantau anak
bermain. Dimana biasa bermain, sama siapa, dan titip pengawasan anak sama operator
warnet. Boleh anak main game online asal jangan sampai kecanduan karena akan
merusak, melupakan kewajiban anak yang lain. Batasi waktu yang diberikan
kepada anak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar